Saturday, March 18, 2017

ULAMA DAN UMARA

Ulama dan umara adalah pasangan pemuka masyarakat yang utama. Ulama dalam bahasa Arab berarti orang yang berpengetahuan, ahli ilmu, orang pandai. Sedang dalam bahasa Indonesia ulama berarti orang yang ahli ilmu agama Islam. Dalam Al-Quran kata ulama sepadan dengan ulul albab yang artinya orang yang arif. Sedangkan umara berarti pemimpin atau penguasa. Dalam Al-Quran kata umara sepadan dengan ulul amri yang artinya orang yang mempunyai pengaruh, kekuasaan, orang yang memangku urusan rakyat, penguasa sebuah pemerintahan.
Para ulama adalah pewaris nabi dan penerus tugas-tugasnya di dunia. Allah berfirman dalam Qs Al-Ahzab 45-47 : "Wahai Nabi, sungguh Kami mengutus engkau sebagai saksi, sebagai pembawa kabar dan pembawa peringatan. Dan sebagai orang yang mengajak kepada Allah dengan izin-Nya, dan sebagai pelita pemberi cahaya. Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang beriman, bahwa mereka akan memperoleh karunia yang besar dari Allah". Dalam ayat tersebut diuraikan tugas-tugas nabi di dunia dan para ulama sebagai pewaris nabi tentunya akan meneruskan tugas-tugas tersebut. Para ulama diposisikan sebagai penjaga moralitas umat manusia dalam segala aspek kehidupan, termasuk moralitas para penguasa.
Allah berfirman dalam Qs At-Taubah 122 : "Seharusnya jangan semua kaum mukmin berangkat bersama-sama: Dari setiap golongan sekelompok mereka ada yang tinggal untuk memperdalam ajaran agama dan memberi peringatan kepada golongannya bila sudah kembali, supaya mereka dapat menjaga diri." Ayat tersebut turun sebagai larangan kepada kaum mukmin ikut serta pergi ke medan perang untuk berjihad seluruhnya, tapi harus ada yang menetap dan memperdalam pengetahuan agama untuk memberi peringatan kepada kaumnya bila telah kembali dari medan perang.
Para ulama masa kini (pakar muslim, pemuka agama dan pendakwah) harus segera kembali terjun ke masyarakat untuk menunaikan tugas-tugas lainnya seperti : Membacakan ayat-ayat Allah; menyucikan pikiran dan akhlak manusia;  mengajarkan kitab Allah;  mengajarkan hikmah; mengajarkan pengetahuan.

Ulul amri adalah orang yang memegang kekuasaan atau orang yang bertanggung jawab yang dapat mengambil keputusan dan menangani pelbagai persoalan.
Di dalam Islam tidak ada pemisahan yang tajam antara soal-soal yang sakral dengan yang sekular, maka adanya suatu pemerintahan diharapkan dapat berjalan di atas kebenaran dan dapat bertindak sebagai imam yang shalih, benar dan bersih. Umat harus menghormati dan mematuhi kekuasaan yang demikian. Kalau tidak segala ketertiban dan disiplin takkan ada artinya.
Kekuasaan adalah amanat yang harus ditunaikan dengan jujur, adil dan ikhlas, bukan untuk dibangga-banggakan dan disalahgunakan. Penguasa tidak boleh memperturutkan hawa nafsu, melakukan penyimpangan dan menganiaya rakyat,.
Tugas umara adalah menyelenggarakan pemerintahan dengan sebaik-baiknya untuk kesejahteraan rakyat. Menurut al-Mawardi, kewajiban pemimpin meliputi: Menjaga penerapan agama yang benar; menerapkan hukum dalam setiap permasalahan yang terjadi dengan cara adil; melindungi keamanan negara sehingga rakyat dapat beraktivitas dengan bebas dan tidak dihantui ketakutan; menegakkan hukum pidana sehingga hak-hak warga terlindungi; menjaga perbatasan negara dengan sistem keamanan yang baik sehingga dapat menangkal serangan musuh; jihad untuk memerangi musuh; mengambil pajak dan zakat dari rakyat sesuai dengan ketentuan syariat; mendistribusikan dana baitul mal dengan baik dan tepat pada waktunya; memperkerjakan orang-orang yang amanah dan kapabel dalam bidangnya; memantau langsung perkembangan yang terjadi pada rakyatnya dan tidak hanya memercayakan kepada wakilnya agar dapat memiliki lebih banyak waktu untuk menikmati dunia atau untuk beribadah.

No comments:

Post a Comment