Wednesday, February 15, 2017

MENJAGA LISAN

Lisan bisa diartikan sebagai ucapan atau pembicaraan. Nikmat lisan adalah senantiasa menjaga lisan dengan baik, karena lisan bagai pisau bermata dua, bisa membawa manusia pada kebaikan dan pada keburukan. Manusia jika bisa menjaga lisannya akan berdampak timbulnya kasih sayang dan saling hormat menghormati, tetapi sebaliknya jika Manusia tidak bisa menjaga lisannya akan timbul malapetaka dan kebencian. Dan sebaik-baiknya lisan adalah yang digunakan untuk mentaati Allah dengan jalan berzikir, berdoa, berdakwah dan beristighfar.
Ajaran Islam sangat mementingkan perasaan orang lain supaya jangan tersinggung oleh perkataan yang tidak baik. Dalam Al Quran, Allah telah memberi pengajaran tentang bagaimana menggunakan lisan dengan benar sehingga dapat membawa kepada kebaikan :
1. Perkataan yang pantas. Semua orang memiliki hak untuk mendapatkan penghormatan, dengan tidak memandang dia berasal dari kalangan mana. Berkata yang pantas adalah salah satu bentuk perhormatan tersebut, di dalamnya tidak mengandung penghinaan, tidak menyudutkan, tidak pula menyindir. Allah berfirman dalam Qs Al-Isra 28 : "Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhanmu yang kamu harapkan, maka katakanlah kepada mereka ucapan yang pantas".
2. Perkataan harus memiliki manfaat bagi orang-orang yang mendengarkan, karena perkataan yang bermanfaat dapat memberikan pengetahuan, mencerahkan pemikiran, menunjukan jalan keluar untuk setiap masalah. Bahkan ketika sedang berhadapan dengan orang lemah dan kita tidak dapat membantunya secara materi, kita dapat membantunya dengan memberinya penghiburan lewat ucapan-ucapan kita.
3. Perkataan mulia lebih ditujukan kepada para orang tua kita, sebagaimana Allah berfirman dalam Qs Al-Isra 23 : "Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Allah, dan terhadap kedua orang tuamu hendaklah kamu berbakti dengan baik. Karena itu jangan kamu katakan pada mereka kata kasar ketika mereka berada bersamamu dikala usianya telah tua. Karenanya jangan membentak mereka, tetap berbicaralah terhadap keduanya dengan perkataan yang mulia".
4. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti. Tidak semua orang memiliki tingkat pendidikan yang sama, ada banyak di sekitar kita yang masih berada pada taraf yang tidak mengenyam pendidikan, orang-orang seperti ini tentunya harus dihadapi dengan ucapan-ucapan yang dapat mereka mengerti, agar tidak terjadi kesalah pahaman. 
5. Pembicaraan yang efektif, artinya pembicaraan memiliki kekuatan  yang dapat menyentuh hati dan pikiran sehingga maksud dari pembicaraan dapat tersampaikan pada yang mendengarnya dan diharapkan akan mengubah perilaku si pendengar dari buruk menjadi baik. 
6. Berbicara dengan lemah lembut. Allah berfirman dalam Qs Thaha 44 : "Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut". Berdasarkan ayat tersebut Allah menganjurkan kepada kita untuk selalu berbicara dengan lemah lembut, berbicara yang jelas dengan wajah yang simfatik dengan mengurangi nada-nada suara yang tinggi. Dengan demikian orang yang mendengar akan mengerti dan mengikuti apa yang kita maksud.

1 comment: