Allah berfirman dalam Qs. Al'-Mu'kminun 1-2 : "Sungguh beruntung orang-orang yang beriman (yaitu) orang-orang yang khusyu dalam shalat mereka". Kemudian banyak pertanyaan mengenai hal ini, bahwa apa dan bagaimana yang dimaksud khusyu dalam shalat itu?
Dari segi bahasa khusyu berarti tunduk atau merendah diri, artinya perlakuan tunduk dan merendah diri berdasarkan pada kesadaran bahwa dirinya berada dalam posisi lemah dan banyak kekurangan, sedangkan yang dihadapi adalah pihak yang kuat dan jauh lebih sempurna. Dalam Al Quran kata khusyu ini selalu dikaitkan dengan masalah ketuhanan, oleh karena khusyu dapat diartikan sebagai "Tunduk dan merendah diri secara penuh kesadaran, sebab yang dihadapi adalah Tuhan Yang Maha Kuat dan Maha Sempurna".
Bagaimana seseorang dapat mencapai derajat khusyu dalam shalatnya? ada beberapa syarat yang bersifat teknis yang perlu dilakukan :
1. Kepekaan terhadap waktu, artinya shalat segera dikerjakan ketika waktu shalat telah masuk dan diusahakan pada awal waktu shalat. Sebagaimana dikatakan oleh Rasul dalam hadistnya bahwa salah satu amalan yang paling disukai Allah adalah "Shalat pada waktunya".
2. Shalat berjamaah, artinya dengan melakukan shalat berjamaah setiap mukmin akan mendapat banyak manfaat, satu mukmin dengan mukmin lainnya dapat saling belajar dan mengikuti tentang kefasihan bacaan, ketenangan dan ketertiban saat shalat, kerapihan berpakaian, disiplin waktu, dan lain sebagainya. Dengan demikian setiap mukmin akan dapat menutup kekurangannya saat melaksanakan shalat. Selain itu pahala shalat berjamaah dilipatkan menjadi 27 derajat, itu tentunya akan menambah semangat untuk melakukan shalat. Kemudian ketika shalat berjamaah akan dimulai imam shalat selalu meminta untuk meluruskan shaf (baris), itu dikarenakan "Sesungguhnya lurusnya shaf-shaf itu tanda kesempurnaan shalat".
3. Thuma'ninah, artinya melaksanakan sholat dengan penuh ketenangan, tidak tergesa-gesa, tidak terburu-buru seolah dikejar waktu. Perlu diketahui muatan shalat secara keseluruhan pada hakekatnya adalah doa-doa, jadi diperlukan penghayatan yang penuh.
4. Memahami bacaan shalat, artinya meskipun bacaan shalat semuanya dalam bahasa arab, seseorang perlu untuk sekali waktu mencari tahu arti dan makna dari bacaan shalat tersebut, karena semakin ia memahami muatan bacaan semakin mantaplah shalatnya itu.
5. Menghadirkan hati, artinya hati harus diberi kesadaran bahwa ia sedang melakukan peribadatan. Hati harus di ajak serta untuk menghayati setiap gerakan dan setiap bacaan, bahwa antara gerak sholat dan bacaan ada ikatan yang saling mengikat. Ketika kita melakukan ruku telah ditentukan apa yang harus kita baca, pun demikian pada gerakan lainnya. Di situlah hati akan hadir dan tidak terganggu oleh hal lain di luar shalat. Adapun ketika hati keluar dari lingkaran shalat, segerakan untuk mengembalikannya kembali dengan ingatan bahwa kita sedang melakukan shalat.
No comments:
Post a Comment