Kata sabar mengandung multi makna. Menurut bahasa Arab kata sabar (shabr) bermakna tabah hati dari segala cobaan dan ujian yang menimpa. Kata sabar dapat pula bermakna "menahan" artinya menahan diri dari perbuatan yang dilarang Allah, seperti perbuatan maksiat dan sebagainya. Sedangkan kata sabar menurut istilah adalah sikap tabah dan menerima dengan ikhlas segala cobaan yang menimpa, menahan diri dari sikap emosi dan putus asa.
Dari berbagai makna tersebut dapat ditegaskan bahwa sabar bersifat aktif dan dinamis. Dengan demikian sabar bukanlah seperti yang dipahami oleh sebagian masyarakat selama ini, yaitu menerima saja cobaan yang menimpa dirinya, tanpa ada keinginan mencari tahu mengenai apa yang menjadi penyebabnya dan tidak adanya usaha untuk melakukan perbaikan terhadap apa yang sedang menimpa.
Sabar sangat mudah diucapkan tetapi sulit dilaksanakan kecuali untuk orang-orang tertentu. Allah berfirman dalam Qs Al-Baqarah 45: "Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusuk".
Dan dalam Qs Al-baqarah 153: "Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar".
Penerapan sikap sabar dibagi menjadi lima hal:
1. Sabar dalam menjalankan segala perintah Allah
Menjalankan perintah Allah atau menjalankan ibadah tidaklah ringan, terutama bagi mereka yang kurang memahami dan menghayati hakikat ibadah dan hakikat dirinya, juga bagi mereka yang masih sibuk dengan urusan dunia, tentu akan terasa berat. Dan tantangan bagi orang yang menjalankan perintah atau beribadah banyak halangannya, baik dari dalam dirinya maupun luar dirinya. Maka untuk menjalankan perintah dan ibadah yang baik dan ikhlas perlu kesabaran yang terus menerus.
Menjalankan perintah Allah atau menjalankan ibadah tidaklah ringan, terutama bagi mereka yang kurang memahami dan menghayati hakikat ibadah dan hakikat dirinya, juga bagi mereka yang masih sibuk dengan urusan dunia, tentu akan terasa berat. Dan tantangan bagi orang yang menjalankan perintah atau beribadah banyak halangannya, baik dari dalam dirinya maupun luar dirinya. Maka untuk menjalankan perintah dan ibadah yang baik dan ikhlas perlu kesabaran yang terus menerus.
2. Sabar dalam meninggalkan maksiat
Kecenderungan manusia untuk berbuat maksiat adalah sangat kuat, sedangkan godaan-godaan untuk berbuat maksiat sangat kuat, maka tanpa kesabaran dalam berusaha meninggalkan maksiat tersebut, akan terasa sulit maksiat itu ditinggalkan.
Kecenderungan manusia untuk berbuat maksiat adalah sangat kuat, sedangkan godaan-godaan untuk berbuat maksiat sangat kuat, maka tanpa kesabaran dalam berusaha meninggalkan maksiat tersebut, akan terasa sulit maksiat itu ditinggalkan.
3. Sabar dalam menghindari godaan dunia
Dunia merupakan permainan yang penuh tipu daya, hiasannya sangat memesona sehingga manusia dapat terpengaruh olehnya. Menghindari godaan dunia artinya kita jangan sampai di perbudak dunia. Bersabarlah dalam menghadapi godaan dunia, kejarlah dunia dan kuasailah untuk sarana mengabdi kepada Allah.
Dunia merupakan permainan yang penuh tipu daya, hiasannya sangat memesona sehingga manusia dapat terpengaruh olehnya. Menghindari godaan dunia artinya kita jangan sampai di perbudak dunia. Bersabarlah dalam menghadapi godaan dunia, kejarlah dunia dan kuasailah untuk sarana mengabdi kepada Allah.
4. Sabar dalam menghadapi musibah
Musibah yang menimpa ada dua macam, pertama musibah yang datangnya dari Allah seperti kematian dan yang kedua adalah musibah yang disebabkan ulah manusia itu sendiri. Tetapi semuanya itu merupakan ujian untuk kualitas keimanan kita, oleh karena itu terimalah musibah itu dengan ikhlas dan penuh kesabaran dan bertawakkal. Ciri-ciri orang yang sabar adalah bila ia ditimpa musibah ia akan mengucapan "Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un". (Qs Al Baqarah 156).
Musibah yang menimpa ada dua macam, pertama musibah yang datangnya dari Allah seperti kematian dan yang kedua adalah musibah yang disebabkan ulah manusia itu sendiri. Tetapi semuanya itu merupakan ujian untuk kualitas keimanan kita, oleh karena itu terimalah musibah itu dengan ikhlas dan penuh kesabaran dan bertawakkal. Ciri-ciri orang yang sabar adalah bila ia ditimpa musibah ia akan mengucapan "Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un". (Qs Al Baqarah 156).
5. Sabar dalam berjihad
Jihad tidak selalu berarti pergi berperang, tetapi bisa berarti pula bersungguh-sungguh, yaitu bersungguh-sungguh dalam menghadapi musuh. Musuh di sini bisa berarti musuh yang berada dalam diri kita, seperti hawa nafsu jahat, sifat malas, kebodohan, dll. Juga musuh disini bisa berarti yang berada di luar diri kita seperti berbuat maksiat. Maka dibutuhkan kesabaran yang sepenuhnya dalam mengahadapi berbagai musuh tersebut karena musuh-musuh tersebut dapat mengikis keimanan kita dan menjauhkan kita dari peribadahan kepada Allah.
Jihad tidak selalu berarti pergi berperang, tetapi bisa berarti pula bersungguh-sungguh, yaitu bersungguh-sungguh dalam menghadapi musuh. Musuh di sini bisa berarti musuh yang berada dalam diri kita, seperti hawa nafsu jahat, sifat malas, kebodohan, dll. Juga musuh disini bisa berarti yang berada di luar diri kita seperti berbuat maksiat. Maka dibutuhkan kesabaran yang sepenuhnya dalam mengahadapi berbagai musuh tersebut karena musuh-musuh tersebut dapat mengikis keimanan kita dan menjauhkan kita dari peribadahan kepada Allah.
No comments:
Post a Comment