Dalam kitab Ihya Ulumiddin karya Al-Ghazali, dipaparkan tentang lima hal penting dalam berdoa. Lima hal penting ini tentunya harus diterapkan oleh siapa pun ketika ia berdoa kepada Allah. Lima hal penting itu adalah :
Pertama: Seseorang yang berdoa hendaklah memanfaatkan waktu-waktu yang utama seperti pada hari Arafah, hari-hari di bulan Ramadhan, hari Jumat, pada waktu sahur dan pada sepertiga malam. Berdoa pada waktu sepertiga malam memiliki keutamaan tersendiri, sebagaimana sabda Rasul : "Setiap sepertiga malam yang terakhir Allah SWT turun ke langit dunia dan berkata : 'Siapa yang berdoa kepadaKu maka akan kukabulkan. Siapa yang meminta kepadaKu akan kuberikan. Dan siapa yang memohon ampun kepadaKu maka akan kuampuni' ." (HR Bukhari-Muslim dari Abu Hurairah).
Kemudian berdoa pada waktu-waktu yang lebih khusus lagi, seperti antara adzan dan iqamat dan ketika sedang bersujud.
Kemudian berdoa pada waktu-waktu yang lebih khusus lagi, seperti antara adzan dan iqamat dan ketika sedang bersujud.
Kedua: Berdoa dengan tidak meninggikan suara. Diceritakan suatu hari Rasulullah Saw mendengar suatu kaum yang meninggikan suaranya saat berdoa, beliau pun segera menegurnya : "Hai manusia, rendahkanlah suara kalian ketika berdoa, sebab kalian tidak menyeru Dzat yang tuli dan buta, tetapi kalian menyeru kepada Dzat Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat".
Teguran Rasulullah itu memiliki makna bahwa dalam berdoa hendaklah kita tidak meninggikan suara seolah-olah menganggap Allah tidak mendengar bisikan-bisikan kita dalam berdoa, hendaklah ingat bahwa Allah ada teramat dekat dengan kita dan selalu mendengar apapun yang kita mohonkan meskipun kita berbisik dalam hati kita sekalipun.
Teguran Rasulullah itu memiliki makna bahwa dalam berdoa hendaklah kita tidak meninggikan suara seolah-olah menganggap Allah tidak mendengar bisikan-bisikan kita dalam berdoa, hendaklah ingat bahwa Allah ada teramat dekat dengan kita dan selalu mendengar apapun yang kita mohonkan meskipun kita berbisik dalam hati kita sekalipun.
Ketiga: Setiap orang yang berdoa hendaklah menghayati setiap lafal doanya dengan penuh ketundukan dan kerendahan hati disertai penuh pengharapan. Kemudian selalu berusaha agar pikiran dan hati benar-benar terlibat atau hadir pada saat berdoa. Sebagaimana ditegaskan Allah dalam Qs Al-Anbiya 90) : "Sesungguhnya mereka adalah adalah orang-orang yang selalu bersegera (mengerjakan) perbuatan-perbutan yang baik. Dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas dan mereka adalah orang-orang yang khusyu' kepada kami".
Kempat: Mengawali kegiatan berdoa dengan dzikrullah dan shalawat, jadi tidak langsung menuju pada permohonan, akan tetatpi terlebih dahulu membukanya dengan lafaz-lafaz dzikrullah, bisa berupa kalimat-kalimat thayibah seperti Subhanallah, Alhamdulillah atau Allahu Akbar, juga membaca shalawat Nabi.
Kelima: Memiliki keyakinan bahwa doa akan dikabulkan, sebagaimana Rasul mengatakan : "tidaklah seseorang yang berdoa kepada Allah kecuali akan dikabulkan untuknya, baik akan disegerakan di dunia atau dijadikan tabungan di akhirat atau akan menghapus dosa-dosanya sesuai dengan doa yang ia panjatkan, selama ia tidak berdoa untuk kemaksiatan atau memutus tali silaturrahim atau terburu-buru." Mereka bertanya, "wahai Rasulullah, bagaimana ia terburu-buru? Beliau menjawab : "ia mengatakan bahwa ia telah berdoa tetapi Rabb tidak juga mengabulkan untuknya".
Kelima: Memiliki keyakinan bahwa doa akan dikabulkan, sebagaimana Rasul mengatakan : "tidaklah seseorang yang berdoa kepada Allah kecuali akan dikabulkan untuknya, baik akan disegerakan di dunia atau dijadikan tabungan di akhirat atau akan menghapus dosa-dosanya sesuai dengan doa yang ia panjatkan, selama ia tidak berdoa untuk kemaksiatan atau memutus tali silaturrahim atau terburu-buru." Mereka bertanya, "wahai Rasulullah, bagaimana ia terburu-buru? Beliau menjawab : "ia mengatakan bahwa ia telah berdoa tetapi Rabb tidak juga mengabulkan untuknya".
No comments:
Post a Comment