Kata Takwa tidak kurang dari 288 kali disebutkan dalam Al Quran, di antaranya dalam Qs Ali Imran 133-135 :"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya) baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya, dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui".
Menurut surat tersebut, ada lima ciri orang bertakwa, yaitu menafkahkan harta kekayaannya, mengendalikan amarah, pemaaf, berbuat kebajikan atau ihsan dan mohon ampunan.
1. Menafkahkan harta kekayaannya.
Orang yang bertakwa akan menafkahkan harta kekayaan yang dikaruniakan Allah padanya, hal itu dilakukan sebagai perwujudan dari rasa syukur atas nikmat karunia tersebut. Dilakukan baik dalam keadaan memiliki kelebihan harta maupun dalam kekurangan. Orang yang bertakwa hatinya akan selalu tergerak untuk memberikan bantuan dan pertolongan kepada siapa pun yang memerlukan pertolongan. Orang yang bertakwa selalu menyadari bahwa harta yang dianugerahkan oleh Allah baik sedikit maupun banyak bukan hanya untuk disimpan atau untuk mencukupi kebutuhan dirinya saja, melainkan sebagiannya harus dimanfaatkan dan dibelanjakan di jalan Allah, karena harta kekayaan yang dimilikinya itu berasal dari pemberian Allah sehingga di dalamnya terdapat hak Allah dan juga tentunya hak masyarakat yang harus dipenuhi.
Orang yang bertakwa akan menafkahkan harta kekayaan yang dikaruniakan Allah padanya, hal itu dilakukan sebagai perwujudan dari rasa syukur atas nikmat karunia tersebut. Dilakukan baik dalam keadaan memiliki kelebihan harta maupun dalam kekurangan. Orang yang bertakwa hatinya akan selalu tergerak untuk memberikan bantuan dan pertolongan kepada siapa pun yang memerlukan pertolongan. Orang yang bertakwa selalu menyadari bahwa harta yang dianugerahkan oleh Allah baik sedikit maupun banyak bukan hanya untuk disimpan atau untuk mencukupi kebutuhan dirinya saja, melainkan sebagiannya harus dimanfaatkan dan dibelanjakan di jalan Allah, karena harta kekayaan yang dimilikinya itu berasal dari pemberian Allah sehingga di dalamnya terdapat hak Allah dan juga tentunya hak masyarakat yang harus dipenuhi.
2. Mengendalikan marah.
Orang yang bertakwa tidak akan cepat marah dalam menghadapi berbagai permasalahan. Dan kalaupun harus marah, adalah terhadap sesuatu yang dibenci Allah.
Orang yang bertakwa tidak akan cepat marah dalam menghadapi berbagai permasalahan. Dan kalaupun harus marah, adalah terhadap sesuatu yang dibenci Allah.
3. Pemaaf.
Rasulullah mengajarkan agar kita bersedia memaafkan kesalahan orang lain tanpa sedikitpun merasa benci dan keinginan untuk membalas dendam.
Rasulullah mengajarkan agar kita bersedia memaafkan kesalahan orang lain tanpa sedikitpun merasa benci dan keinginan untuk membalas dendam.
4. Berbuat kebajikan atau ihsan.
Meliputi ihsan kepada Allah, ihsan kepada sesama manusia dan ihsan kepada makhluk yang lain. Ihsan kepada Allah dilakukan dengan cara beribadah dengan rasa ikhlas semata-mata karena dan untuk Allah, Rasulullah mengatakan ihsan kepada Allah adalah :" Engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihatnya. Kalaupun engkau tidak dapat melihatnya, maka Allah melihat engkau". Selanjutnya adalah ihsan kepada sesama manusia, artinya berbuat baik kepada sesama, dimulai dari ibu dan bapak kemudian kaum kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, tetangga paling dekat, tetangga jauh, musafir dan seterusnya. Adapun ihsan kepada makhluk lain adalah menyayangi dan menyantuni hewan, merawat tanaman, memelihara alam lalu memafaatkannya dengan sebaik-baiknya dan lain sebagainya.
Meliputi ihsan kepada Allah, ihsan kepada sesama manusia dan ihsan kepada makhluk yang lain. Ihsan kepada Allah dilakukan dengan cara beribadah dengan rasa ikhlas semata-mata karena dan untuk Allah, Rasulullah mengatakan ihsan kepada Allah adalah :" Engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihatnya. Kalaupun engkau tidak dapat melihatnya, maka Allah melihat engkau". Selanjutnya adalah ihsan kepada sesama manusia, artinya berbuat baik kepada sesama, dimulai dari ibu dan bapak kemudian kaum kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, tetangga paling dekat, tetangga jauh, musafir dan seterusnya. Adapun ihsan kepada makhluk lain adalah menyayangi dan menyantuni hewan, merawat tanaman, memelihara alam lalu memafaatkannya dengan sebaik-baiknya dan lain sebagainya.
5. Memohon ampunan Allah.
Dalam hal ini adalah senantiasa beristighfar kepadaNya, dan tidak cukup dengan hanya ucapan istighfar, tetapi didahului dengan taubat, menyesali atas dosa-dosa yang telah diperbuat, bertekad tidak mengulangi dosa tersebut lalu mengiringinya dengan banyak berbuat amal kebajikan.
Dalam hal ini adalah senantiasa beristighfar kepadaNya, dan tidak cukup dengan hanya ucapan istighfar, tetapi didahului dengan taubat, menyesali atas dosa-dosa yang telah diperbuat, bertekad tidak mengulangi dosa tersebut lalu mengiringinya dengan banyak berbuat amal kebajikan.
Kelima perbuatan yang merupakan ciri orang bertakwa tersebut tidaklah serta merta mudah dilakukan, perlu pelatihan setiap saat dan tentu saja kesabaran, tetapi seiring peningkatan ibadah, kelima perbuatan tersebut akan dengan mudah dilaksanakan, terutama karena di dalam jiwa kita telah tertanam kesadaran untuk melakukannya.
No comments:
Post a Comment