Riya atau dengan kata lain pamer mengandung arti memperlihatkan atau memamerkan segala bentuk perbuatan baik, baik itu berupa amal, ibadah atau prestasi kita kepada orang lain dengan tujuan untuk mendapat pujian dan penghargaan orang.
Riya adalah perbuatan hati yang tercela, bahkan Riya dianggap sebagai syirik kecil. Begitu tercelanya hingga Allah melaknat orang-orang yang berbuat riya tersebut sebagaimana termaktub dalam Qs Al-Maun 4-6 : "Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya. Orang-orang yang berbuat Riya".
Suatu amal ibadah yang dilakukan dengan riya, niatnya ada dua, pertama ia melakukan ibadah untuk Allah dan kedua ia melakukan ibadah tersebut untuk selain Allah. Misalnya ketika seseorang mendirikan shalat dengan niat karena Allah, tetapi karena di sekelilingnya banyak orang, ia melakukan shalat itu agar mendapat pujian orang-orang pula. Atau ketika seseorang memberi infak kepada fakir miskin dengan niat karena Allah, tetapi disamping itu ia ingin pula di sebut dan di puji sebagai orang yang dermawan. Dari sisi inilah riya disebut sebagai syirik kecil, karena orang yang melakukannya telah menyekutukan Allah dengan selain-Nya dalam amal ibadah tersebut.
Semua perbuatan itu tergantung niat, sebagaimana hadis Rasul yang berbunyi : "Sesungguhnya semua perbuatan itu tergantung kepada niat, dan bagi seseorang itu apa yang diniatkan. Barang siapa hijrahnya itu kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barangsiapa hijrahnya itu untuk dunia supaya ia mendapatkannya, maka hijrahnya itu sesuai dengan tujuan hijrahnya itu." (Bukhari-Muslim).
Dan niat yang selurus-lurusnya adalah niat yang ikhlas yang artinya melakukan amal ibadah hanya semata-mata karena dan untuk Allah. Meninggalkan suatu amal karena orang itu adalah riya, melakukan suatu amal karena orang itu adalah syirik dan ikhlas adalah jika Allah menghindarkanmu dari keduanya. Ikhlas itu adalah rahasia antara seorang hamba dengan Tuhannya. Ia tidak diketahui malaikat sehingga ia menuliskannya, tidak diketahui setan sehingga ia merusakkannya, dan tidak diketahui hawa nafsu sehingga ia mengaturnya.
No comments:
Post a Comment