Sunday, February 12, 2017

MENGINGAT MAUT

Maut atau kematian adalah hal yang sudah pasti kedatangannya, setiap jiwa akan merasakannya. Dan ketika kematian itu datang, tiada yang dapat menghalanginya atau mengundurkannya dan tiada pula yang dapat memajukannya. Allah berfirman dalam Qs An-nisaa' 78 : "Dimana saja kamu berada, kematian akan mendapatkanmu, kendati kamu berada di benteng yang kuat".
Kemudian yang menjadi persoalan adalah bukan kapan kita mati, tetapi bagaimana kita mati? Imam Al-Ghazali berpesan dalam kitab Al-Bidayah : "Ketahuilah, maut tidak menjemput anda pada waktu dan kondisi tertentu, tetapi maut akan menjemput anda di saat yang sulit diterka. Karena itu menyediakan diri untuk maut adalah lebih utama daripada menyediakan diri untuk dunia". 
Lalu apa yang harus dilakukan oleh seorang muslim mempersiapkan dirinya dalam masa-masa penantiannya pada kedatangan kematian? Rasulullah mengingatkan : "Perbanyaklah mengingat kematian (maut) penghancur segala kelezatan." (HR At-Turmudzi). Dengan memperbanyak mengingat kematian, manusia akan disadarkan untuk selalu taat beribadah kepada Allah dengan lebih giat, karena hanya dengan cara itulah ia akan terselamatkan dari sakratul maut yang menyakitkan dan dimudahkan dalam menjalani kehidupan setelahnya. Rasulullah mengatakan untuk mengingat kematian sebanyak dua puluh kali dalam sehari semalam ketika beliau ditanya seseorang : "Adakah orang lain yang akan dibangkitkan bersama para syuhada?" Rasulullah menjawab : "Ya, mereka itulah yang mengingat mati sebanyak dua puluh kali dalam sehari semalam." (HR Al-Baihaqi).
Melupakan kematian dan memanjangkan angan-angan niscaya akan menjerumuskan manusia pada berbagai kerugian. Manusia yang lebih cenderung mengurusi kehidupan dunia dan mengikuti hawa nafsunya, dapat dipastikan ia akan lalai dari mengingat kematian, ia kemudian menjadi malas mengerjakan amal shalih, ia suka menangguhkan diri untuk melakukan ibadah karena ia merasa masih memiliki waktu untuk bertaubat. Silau dunia telah membuatnya lupa bahwa waktu terus mengejarnya. Ia baru tersadar ketika kematian telah berada di depan mata, tapi semuanya telah terlambat. Allah berfirman dalam Qs Ali-Imran 185 : "Tiap-tiap jiwa akan merasakan kematian dan sesungguhnya pada hari kiamatlah akan disempurnakan pahalamu. Barang siapa yang dijauhkan dari neraka dan dimasukan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung dan kehidupan dunia hanyalah kehidupan yang memperdayamu".
Orang-orang yang yang terjerumus dalam perbuatan-perbuatan maksiat akan mengalami bencana kematian :
1. Ia mengalami kerasnya pencabutan nyawa.
2. Ia menyaksikan rupa Malaikat maut dengan wujud yang paling mengerikan. 
3. Ia menyaksikan tempat tinggalnya kelak di neraka. 
Cukuplah kematian sebagai nasihat, cukuplah kematian menjadikan hati bersedih, cukuplah kematian menjadikan air mata berlinang, karena kematian adalah pemisah dengan keluarga tercinta, pemutus segala kenikmatan dan cita-cita. Dan kematian adalah pintu masuk menuju kehidupan berikutnya, menemui Allah. Lalu tanyakan kepada diri kita masing-masing, kapankah kita akan mati? Jawabannya hanya Allah yang tahu, yang pasti selama kita masih diberi kesempatan hidup, bersegeralah memperbaiki diri dalam beribadah kepada Allah dan memperbanyak amal shalih.

No comments:

Post a Comment