Muttaqin artinya orang yang bertakwa. Manusia yang memiliki derajat muttaqin adalah manusia yang beruntung, ia tidak akan dengan mudah terlena pada godaan dunia, karena dalam hatinya selalu yakin kepada balasan di sisi Allah Swt jauh lebih mulia daripada tipuan dunia tersebut, sebagaimana dijelaskan dalam Qs Ali Imran 14-15 : "Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa yang diingini, yaitu ; perempuan-perempuan, anak-anank, harta benda yang banyak dari jenis emas, perak; kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia. Dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). Katakanlah : "Inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?" Untuk orang-orang yang bertakwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Dan (mereka dikaruniai) istri-istri yang disucikan serta keridhaan Allah, dan Allah Maha melihat akan hamba-hamabanya."
Orang yang bertakwa, karena ketakwaannya akan selalu merasa memiliki tanggung jawab yang besar untuk menyiapkan generasi muttaqin berikutnya untuk menggantikan fungsi kekhalifahan sebagai wakil Allah di muka bumi ini. Mereka akan selalu merasa khawatir dikemudian hari akan meninggalkan generasi yang lemah sehingga tidak berguna untuk kehidupan dunia dan akhirat, sebagaimana dijelaskan dalam Qs Ann-Nisaa' 9 : "Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka, yang mereka khawatirkan (kesejahteraan) nya. Oleh karena itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan mengucapkan perkataan yang benar."
Ada beberapa langkah yang harus diperhatikan dalam mendidik generasi muttaqin ini, yaitu :
1. Menanamkan karakter tauhid. Karakter ini secara pasti akan membuat manusia mengakui keesaan Allah dengan sungguh-sungguh, lalu merendahkan diri dan menundukkan jiwa setunduk-tunduknya kepada-Nya, hal ini kan menjadi bekal untuk selalu taat dan gemar beribadah kepada-Nya di masa depan.
2. Menanamkan untuk selalu mengerjakan amalan-amalan utama seperti mendirikan shalat dimana pun ia berada, menghidupkan jiwa amar ma'ruf nahi mungkar (menyeru kepada kebaikan, mencegah kepada yang mungkar) dan senantiasa memiliki kesabaran yang terus-menerus terhadap cobaan yang menimpa.
3. Menanamkan untuk selalu memiliki sifat akhlaqul karimah. Sifat-sifat baik harus sudah ditanamkan sejak dini, terutama ketika manusia telah tiba pada usia numayiz yaitu usia dimana seorang manusia mulai bisa membedakan yang baik dan yang buruk. Dan kepada mereka sebaiknya diberi contoh langsung oleh para pendidik sendiri.
No comments:
Post a Comment