Saturday, March 4, 2017

IMAN DAN AMAL SHALIH

Pada suatu hari, Rasulullah Saw berdialog dengan para sahabat. "Siapakah makhluk Allah yang paling menakjubkan imannya?"tanya beliau kepada para sahabat. "Malaikat ya Rasulullah,"jawab sahabat. "Bukan, bagaimana malaikat tidak beriman, padahal mereka pelaksana perintah Allah."kata Rasulullah. "Kalau begitu para Nabi ya Rasulullah,"sambung para sahabat. "Juga bukan, bagaimana para Nabi tidak beriman, padahal mereka menerima wahyu dari Allah,"kata Rasulullah. "Kalau begitu kami ini para sahabatmu ya Rasulullah,"sambung para sahabat kembali. "Bukan, bagaimana para sahabatku tidak beriman, padahal mereka menyaksikan mukjizat Nabi, hidup dengan Nabi dan melihat Nabi dengan mata kepala mereka sendiri,"ujar Rasulullah, kemudian melanjutkan. "Orang yang paling menakjubkan imannya adalah orang-orang yang datang sesudah kalian, mereka beriman kepadaku padahal mereka tidak melihatku, mereka membenarkanku tanpa pernah melihatku. Mereka menemukan tulisan (Al-Quran dan As-Sunnah) dan beriman kepadaku, mereka mengamalkan apa yang ada dalam tulisan itu, mereka membela seperti kalian membelaku, alangkah inginnya aku berjumpa dengan ikhwanku itu." (Hr Thabrani).
Yang dimaksud Rasulullah sebagai golongan orang yang paling menakjubkan imannya adalah orang yang hidup sepeninggal beliau, itu artinya kita adalah termasuk orang yang dimaksudkan oleh Rasulullah tersebut.
Ketika Allah menyatakan penciftaan manusia dalam bentuk yang sebaik-sebainya (paling sempurna), kemudian Allah mengembalikan ke tempat yang paling rendah (neraka), maka yang selamat dari keadaan itu semua adalah orang-orang yang beriman dan beramal shalih yang akan mendapatkan pahala tidak terputus. (At-Tin 4-6). Karena orang yang beriman dan beramal shalih adalah sebaik-baiknya makhluk Allah. (Al-Bayyinah 7).
Iman memegang peranan penting dalam kehidupan seseorang, iman akan memberikan arah yang benar dan membantu kita memahami makna terhadap berbagai peristiwa yang terjadi pada kita. Sedangkan amal shalih adalah perwujudan dari keimanan, baik itu yang berhubungan dengan Allah (hablumminallah) berupa ibadah-ibadah mahdhah (ritual) maupun yang berhubungan dengan manusia (hablumminannas) berupa ibadah-ibadah ghairu mahdhah (sosial). Seringkali orang memaknai amal shalih dengan memberi batasan pada ibadah-ibadah mahdhah saja, sehingga terjadi ketimpangan karena tidak seimbangnya dalam pelaksanaan kehidupan sehari-hari. Misalnya kehidupan seseorang yang dipenuhi dengan kebaikan amal shalih kepada Allah tetapi dia dibenci masyarakat karena kegemarannya berbuat kerusakan.
Pelaksanaan amal shalih harus senantiasa penuh keseimbangan antara ibadah ritual dan ibadah sosial, dan itu adalah perwujudan dari sebenar-benarnya  iman yang ada pada diri seseorang, sehingga menjadikannya sebagai makhluk Allah yang terbaik dan sempurna, ia akan berkuasa dan menempati tempat yang tinggi dan mulia di muka bumi, ia pun akan medapatkan kepastian dari janji Allah yang lainnya yaitu ia akan mendapatkan pahala yang tiada putusnya, diampuni dosa dan kesalahannya dan dimasukkan ke dalam surga-Nya.


No comments:

Post a Comment