Sunday, March 5, 2017

HAKIKAT DOA DALAM SHALAT

Shalat adalah pengabdian kepada Allah SWT dengan ucapan dan perbuatan tertentu, dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam. Shalat sendiri bisa berarti pula doa, oleh sebab itu hampir seluruh bacaan dalam shalat adalah berisi doa-doa. Tempat-tempat berdoa dalam shalat misalnya :
1. Membaca doa iftitah
    Doa iftitah dibaca setelah takbiratul ihram.
    "Wahai Tuhanku, jauhkanlah antara aku dan antara kesalahan-kesalahanku, sebagaimana engkau jauhkan antara masyriq (tempat terbit matahari) dengan maghrib (tempat terbenam matahari). Wahai Tuhanku, bersihkanlah akan daku dari segala kesalahan-kesalahanku, sebagaimana orang membersihkan kain dari kecemaran. Wahai Tuhanku, basuhlah akan daku dari kesalahan-kesalahanku dengan air dengan salju dan dengan air batu dengan sebersih-bersihnya".
2. Membaca surat Al-Fatihah
     Al-Fatihah ditentukan untuk dibaca dalam shalat ketika berdiri, karena Al-Fatihah adalah doa yang jami' artinya doa yang diturunkan Allah kepada hamba-Nya. Doa ini mengajarkan kepada kita betapa kita memuji Allah, betapa kita menyanjung-Nya, betapa kita mengakui keesaan-Nya dalam menerima permohonan dan dalam memberi pertolongan, betapa kita berlindung kapada Allah dari jalan orang-orang yang sesat. Dan sesungguhnya Al-Fatihah adalah sebaik-baiknya doa.                            
    Dalam membaca Al-Fatihah dalam shalat, haruslah diperhatikan; membaca surat tersebut dengan tertib, tidak sekali-kali dicepatkan, memperhatikan dengan sungguh-sungguh kebaikan-kebaikan yang terkandung di dalamnya, selalu berhenti di setiap akhir ayat dan tidak disambung-sambung. 
    Rasulullah selalu menghentikan bacaannya di tiap-tiap akhir ayat, hal itu dikarenakan : "Allah SWT berfirman : Aku membagi shalat itu (sebagai dialog) langsung antara Aku dan hamba-Ku. Ketika hamba-Ku mengucapkan "Alhamdulillahi rabbil'alamin" maka Aku menjawab "Aku sedang dipuja hamba-Ku", Ketika hamba-Ku membaca "Arrahmanirrahim" Aku menyahut "Aku disanjung oleh hamba-Ku", ketika hamba-Ku membaca "Malikiyaumiddin" Aku menjawab "Aku diagungkan oleh hamba-Ku", ketika hamba-ku membaca "Iyyaka na'budu waiyya kanasta'in" Aku menjawab "Sebagian untuk-Ku, sebagian untuk hamba-Ku", ketika hamba-Ku membaca "Ihdinashshirathal mustaqim, shirathalladzina an'amta 'alaihim, ghairil maghdu bi'alaihim waladldlollin" Aku menyahut "Aku akan memberi karunia kepada Hambaku ini dan terserahlah kepadanya apa yang ia minta". (Hadis Qudsi riwayat Ahmad-Muslim).
3. Ketika duduk diantara dua sujud
    "Ya Allah, ampunilah dosaku, belas kasihanilah aku, cukupilah aku, berilah petunjuk dan beri rizki kepadaku".
4. Ketika duduk di Tahiyat akhir
    Setelah membaca Hamidum majid, kita memohon perlindungan kepada Allah dari empat hal : "Ya Allah, aku berlindung kepada engkau (1) dari siksa jahannam, (2) dari siksa kubur, begitu pula (3) dari fitnah hidup dan fitnah mati, serta (4) dari jahatnya fitnah dajjal (pengembara yang dusta)".

Shalat itu menguatkan ketauhidan yang ada dalam jiwa dan menghaluskan budi pekerti kemanusiaan pada setiap manusia. Dengan banyak dzikir dan doa di dalamnya akan menjauhkan dari perbuatan keji dan munkar, sebagaimana Allah berfirman dalam Qs Al-Ankabut 45:
"Sesungguhnya, shalat itu mencegah manusia mengerjakan keji dan munkar".



No comments:

Post a Comment