Dalam melaksanakan puasa Ramadhan, selain mengharapkan barakah atau tambahan berbagai kebaikan dari Allah, rahmah atau curahan kasih sayang Allah dan maghfirah atau mendapat ampunan Allah pada setiap kali melakukan kesalahan, juga mengharapkan perolehan penjagaan Allah Swt, oleh karena itu dalam pelaksanaan puasa harus disertai segala ikhtiar dan kesungguhan.
Terdapat lima kepastian dari janji Allah mengenai penjagaan-Nya terhadap orang-orang yang melaksanakan puasanya dengan sungguh-sungguh, yaitu :
1. Penjagaan terhadap kekuatan ruh
Allah tidak akan memberikan perlindungan dan penjagaan kepada seseorang yang tidak bertakwa, dalam artian tidak ada penjagaan terhadap rohani orang itu yang berujung pula pada kecelakaan fisik. Karena itu kekuatan rohani seseorang bukan terletak pada harta kekayaan, penguasaan ilmunya yang tinggi dan banyaknya teman, tetapi karena ketakwaannya. Dengan ketakwaan, maka harta, ilmu dan teman akan bergerak hanya dalam kebaikan.
Allah berfirman dalam Qs Ar-Radd 37: ".....dan seandainya kamu mengikuti hawa nafsu mereka setelah datang pengetahuann kepadamu, maka sekali-kali tidak ada pelindung dan pemelihara bagimu terhadap (siksa) Allah".
Bentuk-bentuk kekuatan hawa nafsu yang menyebabkan Allah tidak memberikan penjagaan dan perlindungan terhadap diri seseorang, meliputi; mencaci dan mempermainkan Rasul termasuk bagian-bagian syariat yang diteladankannya, menyekutukan Allah dan menghalang-halangi orang yang berada di jalan Allah.
2. Penguatan jasad
Jika seseorang bisa mengendalikan hawa nafsunya dan setelah rohaninya kuat, maka Allah akan memberikan kekuatan pada jasadnya. Banyak fakta mengenai kekuatan jasad yang diakibatkan kuatnya rohani, misalnya seseorang yang sakit berat, selain ia berikhtiar melakukan pengobatan, ia mendekatkan diri pula kepada Allah dengan sepenuh keikhlasan dan ia mendapat kesembuhan.
Ada enam manfaat puasa bagi yang melaksanakannya; kesehatan tubuh, rizki penuh berkah, pahasa besar di akhirat, ketajaman dan lurus pandangan, mengendalikan syahwat dan meningkatan martabat orang mukminin menjadi muhsinin
3. Penguatan kehendak atau cita-cita
Terutama bagi para pemuda yang kehendak dan cita-citanya masih panjang tentunya diperlukan stabilitas mental yang kokoh berupa pengendalian hawa nafsu, sehingga mereka tidak gampang terpengaruh oleh perbuatan-perbuatan maksiat. Termasuk dalam mencari ilmu dan pengembangan kemampuannya dalam berbagai bidang.
4. Mengingatkan terhadap kaum dhuafa
Bulan Ramadhan adalah bulan solidaritas, di bulan ini akan nampak dengan jelas jalinan kasih sayang di antara sesama manusia, sikap solidaritas itu diwujudkan dalam bentuk zakat, infaq, shadaqah dan diakhiri dengan zakat fitrah.
Nabi bersabda : "Orang-orang yang memiliki rasa kasih sayang, maka mereka akan disayangi Allah Swt. (Karena itu) kasih sayangilah oleh kamu sekalian penduduk bumi, maka penduduk langit akan menyayangi kamu. Kasih sayang itu emosi dari Allah, barang-siapa yang menyambungkan-nya, maka dia menyambungkannya dengan Allah. Barangsiapa yang memutuskannya, maka Allah akan memutuskannya juga." (Abu Daud; al-Turmudzi).
5. Ibadah yang sempurna
Dikatakan sebagai ibadah yang sempurna karena puasa adalah hanya untuk Allah, dan Allah akan membalasnya, sebagaimana Rasul bersabda dalam sebuah hadis qudsi : "Setiap amal anak adam baginya, maka kebaikan itu diberi pahala kebaikan semisalnya dengan sepuluh kali lipat sampai tujuhratus lebih. Kecuali berpuasa, dia itu untuk-Ku, Aku akan membalasnya. Seseorang meninggalkan minuman dan dorongan nafsunya, karena Aku juga, dan itu semua untuk-Ku, maka Aku akan membalasnya." (Ahmad; al-Turmudzi; al-Darimi; Malik).
Itulah lima kekuatan dan penjagaan yang akan diberikan Allah Swt kepada orang-orang yang menunaikan ibadah puasa dengan sebenar-benarnya. Jika semua bisa memelihara dan memperoleh kelima kekuatan tersebut maka kebaikan dunia dan kebaikan akhirat tidak hanya diperoleh penjagaan terhadap kehidupan pribadinya saja, tetapi terhadap kehidupan lainnya yang lebih luas lagi.
No comments:
Post a Comment