Thursday, February 13, 2025

SEBELUM PEMBAGIAN WARISAN

Sebelum harta warisan dibagikan, para ahli waris harus terlebih dahulu memenuhi kewajiban -kewajiban sebagai berikut;

1. Melaksanakan tajhijul-janazah atau perawatan jenazah, artinya melaksanakan keperluan bagi orang meninggal, seperti biaya perawatan di rumah sakit, pembelian kain kafan, pemakaman dan sebagainya.

2. Melunasi hutang-hutangnya jika ada, baik hutang kepada Allah seperti zakat atau nadzar yang belum ditunaikan, maupun hutang kepada sesama manusia.

3. Melaksanakan wasiat si mayit jika dia berwasiat, yaitu maksimal sepertiga dari hartanya.


Kemudian, perlu pula ditentukan harta yang menjadi milik si mayit yang akan diwariskan, yaitu meliputi;

1. Harta bawaan, yaitu harta yang diperoleh sebelum pernikahan dan harta yang diperoleh sebagai hadiah dan warisan.

2. Separuh harta bersama atau harta gono-gini, yaitu harta yang diperoleh oleh keduanya (suami-isteri) pada si mayit masih hidup, seperdua untuk suami (untuk diwariskan) dan seperdua untuk istri.

Setelah semua itu dilaksanakan dengan ketentuan, maka barulah harta warisan dibagikan sesuai syariat Islam.

Wednesday, February 12, 2025

WAKAF DAN HIBAH

 Pengertian Wakaf

Wakaf dalam bahasa Arab berarti habs (menahan), artinya menahan harta yang memberikan manfaat dijalan Allah. Sedangkan menurut istilah wakaf berarti "perbuatan hukum seseorang atau kelompok orang atau badan hukum yang memisahkan sebagian dari benda miliknya dan melembagakannya untuk selama-lamanya guna kepentingan ibadah atau keperluan umum lainnya sesuai dengan ajaran Islam".

Dalil yang menganjurkan untuk melakukan wakaf adalah QS Ali Imran ayat 92, yang artinya "Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya."


Pengertian Hibah

Hibah berasal dari bahasa Arab yang berarti melewatkan atau menyalurkan, artinya telah disalurkan dari tangan orang yang memberi kepada tangan orang yang diberi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hibah adalah suatu pemberian yang bersifat sukarela (tidak ada sebab musababnya) tanpa ada kontra prestasi dari pihak penerima pemberian dan pemberian itu dilangsungkan pada saat si pemberi masih hidup.


Persamaan dan perbedaan antara Wakaf dan Hibah.

1. Dalam wakaf dan hibah terdapat orang yang memberikan hartanya yang disebut wakif dan wahib. Ada barang yang diberikan dan ada orang yang menerimanya.

2. Apabila seseorang menunjukkan kehendak dan berikrar dengan tegas akan mewakafkan hartanya, maka telah terjadi wakaf, tanpa diperlukan penerimaan (qabul). Sedangkan hibah adalah sebaliknya, harus ada perkataan dan perbuatan yang tegas dari pemberi hibah untuk menyerahkan barangnya (ijab) dan perlu adanya penerimaan harta yang dihibahkan (qabul).

3. Benda wakaf adalah segala benda, baik benda bergerak atau tidak bergerak yang memiliki daya tahan yang tidak hanya sekali pakai dan bernilai menurut ajaran Islam. Sedangkan benda hibah dapat berupa benda apa saja, baik yang sekali pakai maupun yang tahan lama. Tidak diperbolehkan mewakafkan ataupun menghibahkan barang yang terlarang untuk diperjualbelikan, seperti barang tanggungan (boreh), barang haram dan sejenisnya.

4. Benda wakaf hanya boleh diberikan kepada sekelompok orang yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan orang banyak. Sedangkan hibah bisa diberikan kepada perorangan ataupun kelompok, dan dapat digunakan untuk kepentingan pribadi atau kepentingan orang banyak.

5. Barang wakaf tidak bisa menjadi hak milik seseorang, sedangkan barang hibah bisa menjadi hak milik seseorang.

Monday, February 10, 2025

UMUR DAN WAKTU

Berbicara umur tidak bisa dilepaskan dari perubahan waktu. Kehidupan sebagai manusia terkait erat dan ditentukan pula oleh perjalanan waktu.

Sebagai manusia beriman, harus meyakini bahwa jatah waktu hidup merupakan salah satu rahasia Allah yang telah ditetapkan kepada setiap individu makhluk hidup. Setiap diri manusia tidak mengetahui berapa jatah waktu hidup yang Allah berikan kepadanya. Kewajiban setiap manusia adalah memperhatikan dan memanfaatkan waktu secermat dan sebaik mungkin.

Dalam Al-Qur'an, Allah sangat menekankan masalah waktu, bahkan dalam banyak surat, Allah bersumpah atas kata waktu, misalnya dalam surat Ad-Dhuha, Al-Lail, Al-Ashr dan lain sebagainya. Berbagai sumpah tersebut mengandung makna mengagungkan objek yang digunakan untuk bersumpah. 

Banyak ulama berpendapat bahwa sumpah Allah SWT dengan menyebut sebagian makhluknya membuktikan bahwa yang demikian itu termasuk tanda-tanda kekuasaanNya yang besar.

Seiring berjalannya waktu dan bertambahnya umur, manusia akan mengalami kelemahan fisik dan sebagian diiringi dengan kelemahan mental atau pikun. Allah SWT telah memberi peringatan dalam QS An-Nahl ayat 70 yang artinya:

 "Allah menciptakan kalian dan kemudian mewafatkan kalian. Dan diantara kalian ada yang dikembalikan kepada umur yang paling lemah (ardzal al-umur) agar dia tidak mengetahui lagi suatu apapun yang telah diketahuinya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa".

Akhirnya dapat dikatakan bahwa manusia yang beruntung dalam menjalani perjalanan waktu yang berubah ini adalah mereka yang beriman kepada Allah, beramal shalih dengan dasar iman, saling berwasiat dan memberikan nasihat dengan kesabaran dan kebaikan.

Dan sesungguhnya umur yang berkualitas dan berkah adalah umur yang diisi dengan amal kebajikan dan amal shalih.


Sunday, July 2, 2017

BAHAYA SYIRIK

Islam disebut juga sebagai agama tauhid, karena Islam adalah agama yang datang untuk menegakkan tauhid dalam artian mengesakan Allah.
Allah menurunkan agama tauhid ini untuk mengangkat derajat dan martabat manusia ke tempat yang sangat tinggi dan mulia, dan Allah menurunkan agama tauhid ini untuk membebaskan manusia dari kerendahan dan kehinaan yang diakibatkan oleh perbuatan syirik. Sebagaimana firmanNya dalam QS An-Nur 55: "Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di atara kamu dan mengerjakan amal-amal shalih bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan mengukuhkan bagi mereka agama yang telah diridhaiNya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik".
Rasulullah Saw bersabda: "Barangsiapa meninggal dunia (dalam keadaan) tidak berbuat syirik kepada Allah sedikitpun, niscaya akan masuk syurga. Dan barangsiapa meninggal dunia (dalam keadaan) berbuat syirik kepada Allah, niscaya akan masuk neraka." (HR Muslim).

Syirik atau menyekutukan Allah adalah sebesar-besar dosa yang harus dan wajib dijauhi karena perbuatan syirik dapat menyebabkan kerusakan dan merupakan bahaya besar, baik itu dalam kehidupan pribadi maupun dalam kehidupan bermasyarakat. 
Di antara kerusakan dan bahaya akibat perbuatan syirik adalah:
Pertama: 
Syirik merendahkan keberadaan kemanusiaan, syirik menghinakan kemuliaan manusia, menurunkan derajat dan martabatnya, karena Allah telah menjadikan manusia sebagai hamba Allah di muka bumi ini dan memuliakannya.
Kedua: 
Syirik adalah sarang kurafat dan kebatilan. Dalam sebuah masyarakat yang akrab dengan perbuatan syirik, maka para dukun, ahli nujum, ahli sihir dan semacamnya menjadi laku keras, sebab mereka mengklaim bahwa dirinya mengetahui ilmu ghaib yang sesungguhnya tak seorangpun mengetahuinya kecuali Allah saja.
Ketiga: 
Syirik adalah kedhaliman yang paling besar, yaitu dhalim terhadap hakikat yang agung yaitu 'tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah'.
Keempat: 
Syirik sumber dari segala ketakutan dan kecemasan. Orang yang akalnya menerima berbagai macam khurafat dan mempercayai kebatilan,  maka kehidupannya selalu diliputi ketakutan, sebab dia menyandarkan dirinya pada banyak tuhan, padahal tuhan-tuhan itu lemah dan tak kuasa memberikan manfaat bahkan menolak bahaya atas dirinya. Allah berfirman dalam QS Ali Imran 151: "Akan Kami masukkan ke dalam hati orang-orang yang kafir rasa takut disebabkan mereka merpersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak memberikan keterangan tentang itu. Tempat mereka kembali adalah neraka, dan itulah seburuk-buruk tempat tempat tinggal orang-orang yang dhalim".
Kelima:
Syirik membuat orang malas melakukan pekerjaan yang bermanfaat. Syirik mengajarkan kepada pengikutnya untuk mengandalkan para perantara, sehingga mereka meremehkan amal shalih. Sebaliknya mereka melakukan perbuatan dosa dengan keyakinan bahwa para perantara akan memberinya syafaat di sisi Allah. 
Keenam:
Syirik menyebabkan pelakunya kekal dalam neraka, sebagaimana Firman Allah dalam QS Al-Maidah 72: "Sesungguhnya, orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga dan tempatnya adalah neraka, dan tidaklah ada bagi orang-orang dhalim itu seorang penolongpun".
Ketujuh:
Syirik memecah belah umat. Allah menjelaskannya dalam QS Ar-Rum 31-32: "Dan jangalah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah, yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka".

Saturday, July 1, 2017

AKIDAH

Akidah artinya keyakinan, sedangkan menurut syara. akidah artinya kepercayaan atau keimanan kepada hakikat-hakikat atau nilai-nilai yang mutlak yang tetap dan kekal, yang pasti dan hakiki, yang kudus dan suci seperti yang diwajibkan oleh syara yaitu beriman kepada Allah, rukun-rukun iman, rukun-rukun Islam dan perkara-perkara ghaib.
Pendidikan akidah merupakan dasar dan prioritas bagi pembinaan Islam pada diri seseorang. Ia merupakan inti dari amalan Islam seseorang. Seseorang yang tidak memiliki akidah menyebabkan amalannya tidak berarti apa-apa di hadapan Allah. Tanpa akidah Islam, amal seseorang akan kosong dan sia-sia belaka. Allah telah menggambarkan tentang hal ini dalam QS An-Nur 39: "Dan orang-orang yang kafir, amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi jika didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apapun...".
Dan dalam QS Al-Furqan 23: "Dan kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu kami jadikan amal itu (bagaikan) debu-debu berterbangan".

Ayat-ayat yang pertama-tama diturunkan oleh Allah Swt kepada Nabi Muhammad Saw di Makkah mengarah kepada pembinaan akidah. Dengan pembinaan akidah yang kuat dan jelas maka Nabi telah berhasil melahirkan para sahabat yang mempunyai daya tahan yang kuat dalam mempertahankan dan mengembangkan Islam ke seluruh dunia.
Kekuatan akidah yang sudah terpatri dalam dada berkemampuan memberikan kekuatan bagi seseorang untuk melawan kedholiman, ketidak adilan, kebiadaban, keserakahan dan melahirkan pribadi muslin yang memiliki keberanian untuk mengatakan bahwa yang benar adalah benar dan yang salah adalah salah.
Akidah Islam yang telah meresap ke dalam jiwa dan lubuk hati seseorang akan membentuk pribadi-pribadi muslim yang memiliki karakter:
1. Pribadi yang berkeyakinan kepada Allah Yang Maha Esa sehingga menggerakkan seluruh tingkah lakunya, percakapannya dan perbuatannya hanya untuk mencari keridhaan Allah.
2. Pribadi yang sholeh, ia selalu melakukan apa yang diperintahan Allah dan meninggalkan segala laranganNya.
3. Pribadi yang mempunyai akhlak cemerlang dan terpuji. Mengikis sifat-sifat yang buruk dan melahirkan manusia yang bertakwa dan segala sifat terpuji.
4. Pribadi yang senantiasa optimis dan yakin kepada diri sendiri untuk bekerja demi mencapai kejayaan di dunia, di samping tentunya tidak lupa mencari keridhaan Allah.
5. Pribadi yang teguh pendirian, mempunyai prinsip dan tidak mudah terpengaruh dengan keadaan yang mengancam nilai dan akhlak manusia.
6. Pribadi yang senantiasa senang berlomba-lomba untuk berbuat kebaikan dan mencegah kemungkaran.
7. Pribadi yang tidak mudah putus asa atau hilang harapan, karena iman dalam hati telah memberi rasa tenang.
8. Pribadi yang sanggup berjihad di jalan Allah walaupun nyawa dan harta sebagai taruhannya.

Friday, June 30, 2017

AL-QURAN DAN NAMA-NAMANYA

Secara harfiah Al-Quran memiliki arti bacaan yang sempurna. Sedangkan dari segi bahasa Al-Quran memiliki arti bacaan atau yang dibaca, pengertian tersebut didasarkan pada penjelasan QS Al-Qiyamah ayat 16-18: "Jangan engkau (Muhammad) gerakkan lidahmu (untuk membaca Al-Quran) karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya(16) Sesungguhnya Kami yang akan mengumpulkannya (di dadamu) dan membacakannya (17) Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu (18)".
Sementara itu menurut istilah Al-Quran memiliki arti firman Allah yang bersifat mukjizat dan diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, dengan perantaraan Malaikat Jibril, di tulis dalam mushaf-mushaf, diawali dengan surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat An-Nas, disampaikan kepada umat manusia secara mutawatir (berdasarkan riwayat para sahabat) dan apabila mempelajari dan membacanya merupakan suatu ibadah.

Nama-nama Al-Quran
Allah Swt telah memberikan nama-nama bagi Al-Quran dengan nama-nama yang sesuai dengan fungsi dan sifatnya. Nama-nama yang sesuai dengan fungsinya adalah:
1. Al-Quran
    Disebut sebagai Al-Quran karena dia memiliki fungsi sebagai petunjuk kepada jalan yang lurus, hal ini disebutkan dalam QS Al-Israa 9: "Sesungguhnya Al-Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus..."
2. Al-Kitab
    Dinamakan Al-Kitab karena mengandung arti tulisan atau yang ditulis dalam arti lebih luas karena Al-Quran merupakan kalam Allah yang ditulis dalam lembaran-lembaran kemudian dikumpulkan menjadi satu mushaf Al-Quran (kitab) yang sampai secara mutawatir atau berurutan berdasarkan riwayat. Penamaan Al-Kitab termaktub dalam Qs Ad-Dukhan 1-2: "Ha Mim (1) Demi kitab (Al-Quran) yang jelas".
3. Al-Furqan,
    Al-Furqan artinya pembeda dalam artian Al-Quran dinamakan sebagai Al-Furqan adalah untuk membedakan antara hal-hal yang benar (haq) dan yang salah (batil). Penamaan Al-Furqan termaktub dalam QS Al-Furqan 1: "Maha Suci Allah yang telah menurunkan Furqan (Al-Qur'an) kepada hambaNya (muhammad), agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam (jin dan manusia)".
4. Az-Zikru
    Az-Zikru berarti peringatan. Al-Quran dinamakan Az-Zikru karena Al-Quran merupakan peringatan dari Allah kepada manusia mengenai akidah, ibadah dan muamalah. Penamaan Az-Zikru berdasakan QS Al-Hijr 9: "Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Az-Zikru (Al-Quran), dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya".
e. At-Tanzil
    At-Tanzil artinya yang diturunkan. Al-Quran dinakan At-Tanzil karena merupakan kalam Allah yang ditunkan kepada Nabi Muhammad Saw melalui perantara Malaikat Jibril. Penamaan At-Tanzil disebutkan dalam QS Asy-Syu'a'ra 192: "Dan sesungguhnya At-Tanzil (Al-Quran) ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam".

Di antara nama-nama tersebut yang selalu dipakai adalah Al-Quran dan Al-Kitab, karena sesuai keadaannya dimana Al-Quran dibaca secara lisan dan di tulis dalam kalam. Kedua nama tersebut memberikan isyarat bahwa Al-Quran wajib dipelihara dengan dua cara yaitu dibaca (dihafal) dan ditulis, sehingga dapat saling memperkuat. Karena hafalan belum dapat diakui kebenarannya apabila tidak cocok dengan rasm (tulisan) yang disepakati oleh para sahabat, yang dinukil secara mutawatir, begitu pula dengan tulisan belum dapat dibenarkan jika tidak cocok dengan hafalan yang disampaikan secara mutawatir.
Dengan hafalan dan tulisan itulah Al-Quran dapat dipelihara dengan baik, sehingga dapat terhindar dari perubahan dan penyimpangan, baik kata-katanya maupun huruf-hurufnya, sebagaimana telah menimpa kitab-kitab sebelumnya.

Adapun nama-nama Al-Quran yang sesuai dengan sifatnya disebutkan dalam ayat-ayat sebagai berikut:
1. Nur (cahaya)
    Disebutkan dalam QS An-Nisaa' 174: "Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu (Muhammad dengan mujizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang (Al-Quran)".
2. Hudan (petunjuk), Syifa' (penyembuh), Rahmat dan Mau'izah (pelajaran)
    Disebutkan dalam QS Yunus  57: "Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada dalam dada) dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman".
3. Mubarak (yang diberkahi)
    Disebutkan dalam QS Al-An'am 92: "Dan ini (Al-Quran) adalah Kitab yang telah Kami turunkan yang diberkahi; membenarkan kitab-kitab yang (diturunkan) sebelumnya...".
4. Mubin (yang menjelaskan)
    Disebutkan dalam QS Al-Maidah 15: "...sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah dan kitab yang menerangkan".
5. Busyro (berita gembira)
    Disebutkan dalam QS Al-Baqarah 97; "katakanlah: Barangsiapa yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah menurunkannya (Al-Quran) ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang beriman".
6. Aziz (mulia)
    Disebutkan dalam QS  Fushshilat 41: "Sesungguhnya orang-orang yang mengikari Al-Quran ketika Al-Quran itu datang kepada mereka, (mereka itu pasti akan celaka), dan sesungguhnya Al-Quran itu kitab yang mulia".
7. Majid (mulia, pemurah)
    Disebutkan dalam QS Al-Buruuj 21: "Bahkan, yang didustakan mereka itu ialah Al-Quran yang mulia".
8. Basyir (pembawa berita gembira) dan Nadzir (pembawa peringatan) 
    Disebutkan dalam QS Fushshilat 3-4: "Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, yakni bacaan dalam bahasa Arab, untuk kaum yang menhetahui, yang membawa berita gembira dan yang membawa peringatan..".
    


Thursday, April 13, 2017

MENGGAPAI LAILATUL QADAR

Setelah ibadah puasa disyariatkan untuk meraih taqwa, Allah lalu melengkapi nikmatnya dengan menghadirkan Lailatul Qadar atau malam kemuliaan. Keutamaan lailatul qadar adalah betapa malam tersebut lebih baik dari seribu bulan, sebagaimana termaktub dalam QS Al-Qadr 1-5:
"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam kemuliaan (1) Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? (2) Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu malam (3) Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan (4) Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar (6)".

Keutamaan lain Laitul qadar adalah segenap ibadah seperti shalat, membaca Al-Quran, dzikir dan amal sosial seperti shadaqah, zakat, infak dilipatkan gandakan pahalanya. Malam lailatul qadar hanya diberikan kepada umat Muhamaad Saw, sebagaimana sabda beliau: "Lailatul qadar untuk umatku, dan tidak memberikannya kepada umat-umat sebelumnya." (Anas bin Malik ra).

Berkenaan dengan ayat ke-4 Al-Qadr, Rasulullah bersabda bahwa pada saat terjadinya Lailatul qadar para malaikat turun ke bumi menghampiri hamba-hamba Allah yang sedang shalat qiyamulail dan melakukan dzikir, para malaikat mengucapkan salam pada mereka. Pada malam itu pintu-pintu langit dibuka, dan Allah menerima taubat dari hamba-Nya yang bertaubat.

Lailatul qadar terjadi pada malam Ramadhan, tepatnya pada sepuluh malam terakhir Ramadhan dan pada malam-malam ganjil, sebagaimana sabda Rasulullah: "Carilah lailatul qadar pada malam-malam ganjil di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan." (HR Bukhari-Muslim-Baihaqy).

Mengenai tanda-tanda datangnya lailatul qadar, Rasulullah Saw menerangkan dalam hadisnya: "Pada saat terjadinya lailatul qadar itu, malam terasa sangat jernih, terang, tenang, cuaca sejuk tidak terasa panas dan juga tidak dingin. Dan pada pagi hari matahari terbit dengan jernih terang benderang tanpa tertutup sesuatu awan." (Muslim-Ahmad-Abu Daud-Tarmidzi).

Setiap muslim pasti bisa menggapai Lailatul qadar, caranya adalah sejak awal Ramadhan harus lebih bersungguh-sungguh dalam melaksanakan semua ibadah, hindari perbuatan-perbuiatan yang akan mengurangi nilai puasa seperti bertengkar, bergibah, berbohong, dll. Setiap muslim harus melaksanakan qiyamulail tanpa putus dan mengkhatamkan Al-quran. Selanjutnya memperbanyak doa, memohon ampunan dan keselamatan kepada Allah. Sebagian dianjurkan untuk melakukan iti'kaf.