Berbicara umur tidak bisa dilepaskan dari perubahan waktu. Kehidupan sebagai manusia terkait erat dan ditentukan pula oleh perjalanan waktu.
Sebagai manusia beriman, harus meyakini bahwa jatah waktu hidup merupakan salah satu rahasia Allah yang telah ditetapkan kepada setiap individu makhluk hidup. Setiap diri manusia tidak mengetahui berapa jatah waktu hidup yang Allah berikan kepadanya. Kewajiban setiap manusia adalah memperhatikan dan memanfaatkan waktu secermat dan sebaik mungkin.
Dalam Al-Qur'an, Allah sangat menekankan masalah waktu, bahkan dalam banyak surat, Allah bersumpah atas kata waktu, misalnya dalam surat Ad-Dhuha, Al-Lail, Al-Ashr dan lain sebagainya. Berbagai sumpah tersebut mengandung makna mengagungkan objek yang digunakan untuk bersumpah.
Banyak ulama berpendapat bahwa sumpah Allah SWT dengan menyebut sebagian makhluknya membuktikan bahwa yang demikian itu termasuk tanda-tanda kekuasaanNya yang besar.
Seiring berjalannya waktu dan bertambahnya umur, manusia akan mengalami kelemahan fisik dan sebagian diiringi dengan kelemahan mental atau pikun. Allah SWT telah memberi peringatan dalam QS An-Nahl ayat 70 yang artinya:
"Allah menciptakan kalian dan kemudian mewafatkan kalian. Dan diantara kalian ada yang dikembalikan kepada umur yang paling lemah (ardzal al-umur) agar dia tidak mengetahui lagi suatu apapun yang telah diketahuinya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa".
Akhirnya dapat dikatakan bahwa manusia yang beruntung dalam menjalani perjalanan waktu yang berubah ini adalah mereka yang beriman kepada Allah, beramal shalih dengan dasar iman, saling berwasiat dan memberikan nasihat dengan kesabaran dan kebaikan.
Dan sesungguhnya umur yang berkualitas dan berkah adalah umur yang diisi dengan amal kebajikan dan amal shalih.
No comments:
Post a Comment