Sunday, July 2, 2017

BAHAYA SYIRIK

Islam disebut juga sebagai agama tauhid, karena Islam adalah agama yang datang untuk menegakkan tauhid dalam artian mengesakan Allah.
Allah menurunkan agama tauhid ini untuk mengangkat derajat dan martabat manusia ke tempat yang sangat tinggi dan mulia, dan Allah menurunkan agama tauhid ini untuk membebaskan manusia dari kerendahan dan kehinaan yang diakibatkan oleh perbuatan syirik. Sebagaimana firmanNya dalam QS An-Nur 55: "Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di atara kamu dan mengerjakan amal-amal shalih bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan mengukuhkan bagi mereka agama yang telah diridhaiNya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik".
Rasulullah Saw bersabda: "Barangsiapa meninggal dunia (dalam keadaan) tidak berbuat syirik kepada Allah sedikitpun, niscaya akan masuk syurga. Dan barangsiapa meninggal dunia (dalam keadaan) berbuat syirik kepada Allah, niscaya akan masuk neraka." (HR Muslim).

Syirik atau menyekutukan Allah adalah sebesar-besar dosa yang harus dan wajib dijauhi karena perbuatan syirik dapat menyebabkan kerusakan dan merupakan bahaya besar, baik itu dalam kehidupan pribadi maupun dalam kehidupan bermasyarakat. 
Di antara kerusakan dan bahaya akibat perbuatan syirik adalah:
Pertama: 
Syirik merendahkan keberadaan kemanusiaan, syirik menghinakan kemuliaan manusia, menurunkan derajat dan martabatnya, karena Allah telah menjadikan manusia sebagai hamba Allah di muka bumi ini dan memuliakannya.
Kedua: 
Syirik adalah sarang kurafat dan kebatilan. Dalam sebuah masyarakat yang akrab dengan perbuatan syirik, maka para dukun, ahli nujum, ahli sihir dan semacamnya menjadi laku keras, sebab mereka mengklaim bahwa dirinya mengetahui ilmu ghaib yang sesungguhnya tak seorangpun mengetahuinya kecuali Allah saja.
Ketiga: 
Syirik adalah kedhaliman yang paling besar, yaitu dhalim terhadap hakikat yang agung yaitu 'tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah'.
Keempat: 
Syirik sumber dari segala ketakutan dan kecemasan. Orang yang akalnya menerima berbagai macam khurafat dan mempercayai kebatilan,  maka kehidupannya selalu diliputi ketakutan, sebab dia menyandarkan dirinya pada banyak tuhan, padahal tuhan-tuhan itu lemah dan tak kuasa memberikan manfaat bahkan menolak bahaya atas dirinya. Allah berfirman dalam QS Ali Imran 151: "Akan Kami masukkan ke dalam hati orang-orang yang kafir rasa takut disebabkan mereka merpersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak memberikan keterangan tentang itu. Tempat mereka kembali adalah neraka, dan itulah seburuk-buruk tempat tempat tinggal orang-orang yang dhalim".
Kelima:
Syirik membuat orang malas melakukan pekerjaan yang bermanfaat. Syirik mengajarkan kepada pengikutnya untuk mengandalkan para perantara, sehingga mereka meremehkan amal shalih. Sebaliknya mereka melakukan perbuatan dosa dengan keyakinan bahwa para perantara akan memberinya syafaat di sisi Allah. 
Keenam:
Syirik menyebabkan pelakunya kekal dalam neraka, sebagaimana Firman Allah dalam QS Al-Maidah 72: "Sesungguhnya, orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga dan tempatnya adalah neraka, dan tidaklah ada bagi orang-orang dhalim itu seorang penolongpun".
Ketujuh:
Syirik memecah belah umat. Allah menjelaskannya dalam QS Ar-Rum 31-32: "Dan jangalah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah, yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka".

Saturday, July 1, 2017

AKIDAH

Akidah artinya keyakinan, sedangkan menurut syara. akidah artinya kepercayaan atau keimanan kepada hakikat-hakikat atau nilai-nilai yang mutlak yang tetap dan kekal, yang pasti dan hakiki, yang kudus dan suci seperti yang diwajibkan oleh syara yaitu beriman kepada Allah, rukun-rukun iman, rukun-rukun Islam dan perkara-perkara ghaib.
Pendidikan akidah merupakan dasar dan prioritas bagi pembinaan Islam pada diri seseorang. Ia merupakan inti dari amalan Islam seseorang. Seseorang yang tidak memiliki akidah menyebabkan amalannya tidak berarti apa-apa di hadapan Allah. Tanpa akidah Islam, amal seseorang akan kosong dan sia-sia belaka. Allah telah menggambarkan tentang hal ini dalam QS An-Nur 39: "Dan orang-orang yang kafir, amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi jika didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apapun...".
Dan dalam QS Al-Furqan 23: "Dan kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu kami jadikan amal itu (bagaikan) debu-debu berterbangan".

Ayat-ayat yang pertama-tama diturunkan oleh Allah Swt kepada Nabi Muhammad Saw di Makkah mengarah kepada pembinaan akidah. Dengan pembinaan akidah yang kuat dan jelas maka Nabi telah berhasil melahirkan para sahabat yang mempunyai daya tahan yang kuat dalam mempertahankan dan mengembangkan Islam ke seluruh dunia.
Kekuatan akidah yang sudah terpatri dalam dada berkemampuan memberikan kekuatan bagi seseorang untuk melawan kedholiman, ketidak adilan, kebiadaban, keserakahan dan melahirkan pribadi muslin yang memiliki keberanian untuk mengatakan bahwa yang benar adalah benar dan yang salah adalah salah.
Akidah Islam yang telah meresap ke dalam jiwa dan lubuk hati seseorang akan membentuk pribadi-pribadi muslim yang memiliki karakter:
1. Pribadi yang berkeyakinan kepada Allah Yang Maha Esa sehingga menggerakkan seluruh tingkah lakunya, percakapannya dan perbuatannya hanya untuk mencari keridhaan Allah.
2. Pribadi yang sholeh, ia selalu melakukan apa yang diperintahan Allah dan meninggalkan segala laranganNya.
3. Pribadi yang mempunyai akhlak cemerlang dan terpuji. Mengikis sifat-sifat yang buruk dan melahirkan manusia yang bertakwa dan segala sifat terpuji.
4. Pribadi yang senantiasa optimis dan yakin kepada diri sendiri untuk bekerja demi mencapai kejayaan di dunia, di samping tentunya tidak lupa mencari keridhaan Allah.
5. Pribadi yang teguh pendirian, mempunyai prinsip dan tidak mudah terpengaruh dengan keadaan yang mengancam nilai dan akhlak manusia.
6. Pribadi yang senantiasa senang berlomba-lomba untuk berbuat kebaikan dan mencegah kemungkaran.
7. Pribadi yang tidak mudah putus asa atau hilang harapan, karena iman dalam hati telah memberi rasa tenang.
8. Pribadi yang sanggup berjihad di jalan Allah walaupun nyawa dan harta sebagai taruhannya.